FOKUSTANI, MATARAM, Selasa, 08 Juli 2014 – Cara paling mudah untuk menciptakan hidup sehat, dengan mulai menciptakan sistem penanaman organik. “Organik itu mudah dan murah”, alam sekeliling telah menyediakan semuanya, tinggal bagaimana memanfaatkan dan menggunakannya dengan baik.
Iwan, salah seorang pemerhati pertanian asal Banyuwangi, Jawa Timur, yang sedang menularkan pengalaman suksesnya di NTB mengatakan, para petani perlu sikapi beberapa alasan kenapa harus menerapkan pertanian organik.
“Alasan menerapkan pertanian organik yaitu, ketahanan pangan mulai menghadapi banyak persoalan seperti berbagai persoalan lingkungan sudah mulai muncul”, kata Iwan kepada FokusTani, di Mataram, kemarin.
Menurut dia, sejak beberapa tahun telah terjadi kenaikan produksi yang menurun, artinya terjadi kejenuhan produktivitas (Levelling Off). Hal tersebut merupakan suatu petunjuk bahwa efisiensi pemupukan telah menurun, salah satu sebabnya adalah kurangnya perawatan dan pelestarian sumber daya tanah, sehingga kesuburannya merosot baik dari segi kimia, fisika maupun biologi tanah.
“Pendapat Harwood–1991, yang dikutip oleh Swift dan Woomer–1993, bahwa revolusi hijau telah menurunkan kualitas sumberdaya lahan akibat pemakaian pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan dan terus menerus”.
Mutu tanah pertanian ditentukan antara lain oleh kandungan bahan organik tanah seperti yang dikategorikan oleh Karama–2001, bahwa tanah dengan kategori buruk jika mengandung kurang dari 1% bahan organik, kategori kurang mengandung 1-2% bahan organik, kategori sedang mengandung 2-3% bahan organik dan kategori baik jika mengandung bahan organik 3-5%.
Tanah pertanian di Indonesia, menurut dia, dari barat sampai dengan timur mempunyai kandungan bahan organik, pH, KTK, ketersediaan hara N, P, K, Ca, Cu, Zn, S, Mo, dan Bo rendah sampai sangat rendah.
Hasil penelitian kurang lebih 65% luas sawah di Indonesia kandungan bahan organiknya kurang dari 1 %, artinya masuk dalam kategori buruk (Karama S., 2001).
Peran bahan organik pada umumnya bahan organik mengandung unsur hara makro N, P dan K rendah tetapi mengandung unsur hara mikro dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Keuntungan yang diperoleh jika memanfaatkan bahan organik yaitu dapat memperbaiki kesuburan fisik, kimia dan biologi tanah. Bahan organik mampu mengikat air, memperbanyak ruang udara, mengikat metal berat atau racun, meningkatkan aktivitas dan manfaat mikro serta makroorganisme, memperbesar Kapasitas Tukar Kation dan meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik.
“Kebiasaan para petani padi sawah dalam menangani jerami padi adalah dengan cara membakarnya. Padahal, jerami padi mengandung unsur N, P, K, S, Si, Ca dan Mg. Disamping itu, keuntungan pemanfaatan jerami padi dalam budidaya padi organik adalah tersedia langsung di lahan usaha tani”.
Hasil penelitian di Cicurug Sukabumi, kata Iwan, pemberian jerami padi pada tanah sawah selama 6 musim tanam sebanyak 5 ton/ha/musim, dapat menghasilkan sekitar 7 ton gabah kering giling/ha dan efisiensi pupuk N dan P banyak sekali bahan organik di lahan sawah, seperti : Azolla,Crotalaria, Sesbania bahkan gulma pun dapat dijadikan sumber pupuk organik.
“Dalam usaha melestarikan produktivitas tanah dengan mengembalikan sisa panen dan menambah bahan organik tanah merupakan kebijakan dan tindakan utama. Bahan organik merupakan sumber utama energi untuk mikroba”, jelasnya. [GUS]
______________________________________________________________
Sumber:
http://mataramnews.com/index.php/fokus-tani/item/3913-perlu-disikapi-alasan-menerapkan-pertanian-organik.html