Mendorong Pertanian Berkelanjutan di Manggarai Timur

Sektor pertanian di Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, memiliki peran krusial dalam perekonomian daerah. Namun, kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi masih menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan infrastruktur, akses pasar, dan teknologi pertanian. Untuk mengatasi permasalahan ini, Aliansi Organis Indonesia (AOI) dan Yayasan AYO Indonesia menginisiasi Focus Group Discussion (FGD) bertema “Arah Pengembangan Pertanian Berkelanjutan di Kabupaten Manggarai Timur” pada 18 Februari 2025. Kegiatan ini diadakan di Aula Pastor Paroki, Dampek, Desa Satar Padut, Kecamatan Lamba Leda Timur.

FGD ini bertujuan untuk menyajikan hasil penelitian baseline study mengenai kondisi pertanian di Manggarai Timur, menggali perspektif petani dan pemangku kepentingan, serta menganalisis tantangan dan peluang dalam penerapan pertanian berkelanjutan. Diskusi ini dihadiri oleh Camat Lamba Leda Utara, Agus Supratman, Kepala Pertanian Manggarai Timur, Yohanes Sentis, S.P., serta berbagai kelompok tani dan stakeholder lainnya.

Diskusi ini merumuskan beberapa catatan penting untuk menjawab tantangan pertanian berkelanjutan di Manggarai Timur, antara lain:

  1. Pendampingan dan Pemahaman Petani
    Banyak petani belum memahami praktik pertanian organik secara menyeluruh. Oleh karena itu, edukasi dan pendampingan dari penyuluh pertanian lapangan (PPL) serta pemerintah sangat diperlukan.
  2. Peluang dan Tantangan dalam Pengembangan Pertanian Organik
    Petani masih bergantung pada sistem pertanian konvensional yang kurang ramah lingkungan. Sorgum dipilih sebagai komoditas unggulan karena kaya gizi dan tahan terhadap perubahan iklim. Namun, jaminan pemasaran hasil pertanian masih menjadi kendala utama.
  3. Demplot sebagai Model Pengembangan
    Demonstration plot (demplot) diharapkan menjadi contoh bagi petani dalam menerapkan praktik pertanian organik. Sekolah lapang iklim juga direncanakan untuk membekali petani dalam menghadapi perubahan iklim.
  4. Peran Kelembagaan dan Pemerintah
    Koperasi produsen dianggap sebagai solusi dalam mengelola dan memasarkan hasil pertanian. Kolaborasi yang lebih erat antara petani, pemerintah, dan pihak swasta diperlukan untuk mendukung pertanian berkelanjutan.

FGD ini menegaskan bahwa pengembangan pertanian berkelanjutan di Manggarai Timur membutuhkan edukasi dan pendampingan intensif, serta dukungan kebijakan yang lebih kuat. Demplot harus diperluas dengan berbagai metode pertanian organik, sementara kolaborasi antar lembaga perlu ditingkatkan untuk regenerasi petani muda dan peningkatan daya saing pertanian. Selain itu, pemerintah diharapkan memperkuat jaminan pemasaran hasil pertanian agar petani lebih termotivasi untuk beralih ke pertanian organik.

Diskusi ini memberikan wawasan mendalam tentang kondisi pertanian di Manggarai Timur serta langkah-langkah strategis untuk menciptakan ekosistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan menguntungkan bagi petani. Tidak berhenti sampai di sana, Aliansi Organis Indonesia dan Yayasan AYO Indonesia beserta seluruh stakeholder setempat akan berkolaborasi untuk mengembangkan program pertanian berkelanjutan di Manggarai Timur.