Apakah Anda tahu Slow Food? Ya, Slow Food adalah lawan kata dariFast Food, tetapi bukan makanan yang disajikan dengan lama. Slow food berawal dari sebuah gerakan untuk menyelamatkan tradisi makan dan makanan tradisional dari kepopuleran fast food. Gerakan tersebut kemudian dijadikan organisasi dunia oleh aktivis Italia Carlo Petrini pada tahun 1987. Terdapat 150 negara anggotaslow food dan Indonesia adalah salah satunya.
Pada tahun ini, slow food berusaha untuk melindungi produk-produk local Indonesia yang terancam “punah” akibat kepopuleranfast food. Salah satu cara yang dilakukan adalah mengajak peserta untuk mengenal tentang “Peta Rasa Pangan Lokal” pada acara Bogor Organic Fair 2014 ini.
Slow Food Indonesia yang diwakili oleh Bibong Widyarti selaku pimpinan Slow Food untuk area Jabodetabek menjelaskan tentang penggunaan indera perasa secara maksimal untuk merasakan manis, asam, pahit pada makanan lokal. Hal ini disebut juga dengan peta rasa pangan lokal. Dengan adanya peta rasa, kita diajarkan untuk menyantap makanan dengan tidak terburu-buru sehingga dapat menikmatinya. Bibong  Widyarti juga mengajak peserta untuk mencicipi makanan lokal seperti ubi cilembu dan madu dari lebah Apis dorsata dan Apis serana dengan menggunakan peta rasa.
“Cobalah gunakan indera perasa secara maksimal, makan dengan dikecap, dirasakan, dikunyah pelan-pelan, lalu ditelan. Kemudian rasakan cita rasa terakhir dari makanan itu seperti apa. Itulah yang dinamakan dengan peta rasa, kalau makanfast food yang kita tahu hanya gurih saja,” ungkap Bibong.
Setelah menerapkan peta rasa saat menyantap ubi cilembu dan madu, peserta dapat merasakan cita rasa dari makanan tersebut. “Mmm, rasa madunya agak asam, cair, dan berbau kelapa, pokoknya berbeda dari madu-madu lainnya,”ungkap salah satu peserta setelah mencicipi madu Apis dorsata. (Dilla/SNY)