KBRN, Malang :  Akibat harga pupuk semakin mahal, sejumlah kelompok tani di
wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, memproduksi sendiri pupuk organik.
“Kami merintis membuat pupuk organik pada awal tahun 2008 saat pupuk langka
dan mahal,” ungkap Ketua Kelompok Tani Rukun Makmur Desa Sempol, Kecamatan
Pagak, Kabupaten Malang, Budiono, kepada RRI, Senin,(26/1/2015)
Bahkan, awalnya pupuk organik yang diberi nama Bokasi itu hanya mampu
memproduksi 5 kuintal dalam semusim.
“Tetapi kini sudah mampu membuat pupuk organik Bokasi hingga 40 ton dalam
semusim atau sekitar tiga bulan,” terang Budiono, yang juga tergabung dalam
Jaringan Petani Pembuat Pemakai Pupuk Organik (JP4O) Jawa Timur itu.
Dijelaskannya, selama menggunakan pupuk kimia, hasil panen berkurang, sebab
biaya tersedot untuk operasional.
“Berbeda dengan menggunakan pupuk organik. Lebih irit dan harganya hanya Rp
600 per kilogram” bebernya.
Sehingga sampai sekarang pihaknya selain memproduksi juga menjadi pemakai
pupuk yang berbahan baku kotoran ternak, dan sejumlah bahan baku alami
lainnya.
“Bahan bakunya ya kotoran kambing, ayam, sapi, limbah cair tebu dan
bakteri, mas,” urainya.
Ia menambahkan, satu hektar lahan pertanian biasanya membutuhkan pupuk
kimia sebanyak 5 kuintal. Namun, dengan pupuk organik membutuhkan dua ton,
tapi harganya jauh lebih murah dibanding pupuk anorganik.
“Untungnya kita bisa. menjaga kesuburan tanah,” tegasnya.
Karenanya, Budiono mengajak masyarakat petani di kabupaten Malang untuk
tidak segan segan menggunakan pupuk kandang untuk menyelamatkan kerusakan
tanah dari kontaminasi bahan kimia. (SP/HF)