Selasa, 11 November 2014
TEMPO.CO, Jakarta – Bogor Organic Fair (BOF) yang ke-empat akan digelar pada 14-16 November 2014 di Lapangan Sempur, Bogor, Jawa Barat. Dalam suasana pencanangan tahun 2014 sebagai Tahun Pertanian Keluarga oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa, perhelatan pameran organik Bogor kali ini mengangkat tema “BOF 4 & Family Farming”.
“Tahun ini BOF menekankan akan pentingnya pertanian keluarga untuk menghasilkan pangan organik dan lokal yang sehat, baik untuk masyarakat maupun lingkungan sekitarnya,” kata Ani Purwati, Ketua Panitia BOF4, dalam siaran pers yang diterima Tempo hari ini, Selasa, 11 November 2014. (Baca juga: Tanaman Organik Lebih Banyak Simpan Antioksidan).
Pameran ini diselenggarakan oleh Aliansi Organis Indonesia (AOI) bekerja sama dengan Aliansi Petani Indonesia, pemerintah Kota Bogor, anggota AOI dan sejumlah lembaga pemerintah dan swasta. Mereka ingin menyampaikan kepada masyarakat tentang pentingnya pola hidup dan makanan sehat untuk tubuh serta proses produksinya hingga sampai di meja makan.
Berbagai kegiatan digelar selama pameran berlangsung, seperti pameran produk organik dan lokal, seminar tentang peran perempuan dalam pertanian keluarga, Organic Honey Lemon Shot (mengenal dan menikmati aneka minuman sehat dari madu), membuat permen dari sari buah, kerajinan dari koran bekas, dan mengajar anak bercocok tanam.
Menurut Sri Nuryati, Direktur Program AOI, pertanian organik mampu meningkatkan pendapatan usaha petani. Sampai saat ini harga produksi pertanian organik, terutama beras dan sayuran, masih lebih tinggi dibandingkan komoditas konvensional. Contohnya adalah petani di Boyolali. Petani anggota Aliansi Petani Padi Organik Boyolali (APPOLI) menghasilkan 700-1000 kilogram beras organik dari lahan seluas 0,25-0,3 hektare sekali panen. Dengan harga beras Rp 15 ribu per kilogram, pendapatan kotor para petani mencapai Rp 45 juta per hektare. (Baca juga:
Batu Anggarkan Rp 3 miliar untuk Pertanian Organik).
Dalam catatan AOI, sekitar tiga miliar penduduk dunia tinggal di pedesaan dan kebanyakan adalah keluarga yang melakukan kegiatan pertanian, yang disebut pertanian keluarga. Selain itu, 800 juta orang bertanam di kebun-kebun (pekarangan) di perkotaan. “Jadi, pertanian keluarga mempunyai nilai strategis, karena memiliki fungsi ekonomis, sosial, budaya, lingkungan, dan kewilayahan. Baik perempuan maupun laki-laki dalam pertanian keluarga menyumbangkan 70 persen pangan dunia,” kata Ika N. Krisnayanti, Divisi Hubungan Internasional Aliansi Petani Indonesia.
KURNIAWAN
Sumber: http://www.tempo.co/read/news/2014/11/11/174621227/Bogor-Organic-Fair-Akan-Digelar-di-Sempur