- Desember 28, 2016
- Posted by: Divisi Media
- Categories: Artikel, Berita Referensi
Minggu, 17 November 2013 07:08 WIB
PALEMBANG – Dalam rangka peningkatan mutu lulusan pendidikan,Universitas IBA Palembang mengadakan acara seminar yang bertajuk “Seminar Pembangunan Pertanian Organik Terpadu,” dan tak tanggung-tanggung pada acara tersebut didatangkan langsung dua narasumber yaitu Dosen Teknik Kimia ITB Bandung Dr Ir Mubiar Purwasasmita yang merupakan Pakar Budidaya Ruang Produksi Pertanian, dan Kepala Dinas Parawisata Ogan Komering Ulu (OKU) Aufa Sahrizal Sarkomi SP M Sc yang juga merupakan salahsatu alumni Fakultas Pertanian Universitas IBA Palembang.
Acara yang diselenggarakan di gedung aula yayasan IBA Palembang lantai dua, Sabtu (16/11/2013). Acara dihadiri langsung oleh Rektor Universitas IBA Palembang Dr Ir Karlin Agustina MSi, serta Wakil Rektor III Hadli SE MSi dan para mahasiswa dari empat fakultas yang sudah terakreditasi yaitu Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, dan Fakultas Pertanian.
Dalam sambutan yang disampaikan langsung oleh Rektor Universitas IBA menyatakan, “Seminar ini sangatlah bermanfaat terutama bagi mahasiswa karena dengan diadakannya seminar ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan sekaligus wawasan kepada mereka agar kelak sesudah lulus dari IBA, mereka sudah bisa medapatkan bahkan menciptakan lapangan kerja sesuai dengan ilmu yang telah mereka dapatkan.”
Sementara itu Mubiar Purwasasmita di dalam materinya, ia menyampaikan tentang dan manfaat pertanian organik bagi masyarakat. “Pertanian organik adalah sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, beberapa tanaman di Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dengan teknik tersebut adalah seperti padi, sayuran dan buah (contohnya: brokoli, kubis, jeruk, dll), tanaman perkebunan (kopi, teh, kelapa, dll).
“Sementara untuk manfaatnya yaitu baik untuk kesehatan karena tanpa bahan kimia, buahnya lebih besar, kualitasnya lebih bagus, serta lebih mandiri (hemat biaya),” ungkapnya.
Pengolahan pertanian organik didasarkan pada dua prinsip yaitu kesehatan dan ekologi. Prinsip kesehatan dalampertanian organik adalah kegiatan pertanian harus memperhatikan kelestarian dan peningkatan kesehatan tanah, tanaman, hewan, dan manusia sebagai satu kesatuan karena semua komponen tersebut saling berhubungan dan tidak terpisahkan. Pertanian organik juga harus didasarkan pada siklus dan sistem ekologi kehidupan. Untuk mencapaipertanian organik yang baik perlu dilakukan pengelolaan yang berhati-hati.
“Indonesia memiliki potensi sektor pertanian yang sangat luar biasa, maka dari itu kita harus bisa memanfaatkan sekaligus mengembangkan potensi yang sudah ada semaksimal mungkin. Salah satunya yaitu dengan cara Rekayasa Bioreaktor Tanaman, yaitu suatu cara untuk memaksimalkan produktifitas suatu tanaman (produksi harus meningkat) dan jangan bergantung pada luas lahan, kita harus pintar memanfaatkan lahan yang ada,” jelaasnya.
Saat ini telah banyak industri yang tertarik dengan pemanfaatan tanaman sebagai bioreaktor alami untuk produksi bahan-bahan industri. Karena dilihat dari sisi ekonomi, produksi dengan menggunakan tanaman jauh lebih murah dibandingkan dengan menggunakan teknologi fermentasi. Hal ini disebabkan energi surya dan CO2 bisa diperoleh secara ’gratis’ dari alam, sedangkan fermentasi memerlukan suplai listrik dan peralatan-peralatan tertentu.
Menurut Solihin salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen, ia mengatakan acara ini sangat bermanfaat dan bagus untuk menambah pengetahuan, jadi bukan hanya anak pertanian saja yang bisa mengerti tentang pertanian.
Ia juga berharap, agar seminar ini dilakukan atau dilanjutkan sampai tuntas jidi bisa benar-benar dimengerti oleh mahasiswa yang lain terutama yang bukan anak pertanian. (cr11)
___________________________________________________________-
Sumber: http://palembang.tribunnews.com/2013/11/17/indonesia-butuh-pertanian-organik