- April 1, 2015
- Posted by: Divisi Media
- Categories: Artikel, Berita Umum

TEMPO.CO, Malang – Pemerintah Kota Malang membuka Pasar Tani di Lapangan Rampal. Pasar yang dibuka setiap pekan itu menjual aneka produk pertanian, terutama hasil pertanian organik. “Ada beras, sayuran, dan buah organik,” kata Wali Kota Malang Mochamad Anton, Jumat, 6 Maret 2015. Dibuka mulai pukul 06.00 hingga 11.00, pasar itu juga menjual hasil ternak, ikan budi daya air tawar, bunga potong, dan bunga hias.
Pasar Tani diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Lantaran harga yang ditawarkan biasanya lebih mahal, petani menjual langsung ke pembeli. Mata rantai perdagangan produk pertanian dipangkas, agar petani tidak menjual melalui tengkulak.
Beragam produk pertanian yang ditawarkan diharapkan akan menarik pembeli. Apalagi Lapangan Rampal selama ini menjadi pusat kegiatan olahraga masyarakat Malang. Pasar Tani dikelola atas kerja sama antara tim penggerak PKK dan Persatuan Istri Tentara (Persit) Chandra Kirana.
Anton berharap Pasar Tani dapat meningkatkan gairah di sektor pertanian. Mengingat keterbatasan lahan pertanian menyebabkan produk pertanian di Malang rendah, Anton meminta petani mempertahankan lahan pertanian. Kebun atau sawah diharapkan tidak beralih fungsi menjadi kawasan permukiman. Selain itu, masyarakat Kota Malang bisa bertani dengan memanfaatkan pekarangan serta menggunakan sistem hidroponik. Jika sektor pertanian kuat, ucap Anton, ketahanan pangan juga kuat.
“Sulit membendung alih fungsi lahan, tak ada aturan hukumnya,” kata Kepala Dinas Pertanian Hadi Santoso. Rencana ini dituangkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). Tujuannya, agar lahan pertanian tetap terjaga, tak menyusut signifikan.
Pendataan Dinas Pertanian, lahan pertanian di Malang tersisa 2.000 hektare yang tersebar di Lowokwaru, Kendangkandang, Sukun, dan Blimbing. Sedangkan Klojen tak menyisakan lahan pertanian sama sekali, karena wilayah itu merupakan pusat kota yang dipenuhi bangunan. Klojen menjadi kawasan perdagangan, industri, permukiman, dan pusat pemerintahan, termasuk pusat perbelanjaan berdiri di kawasan Klojen.
Pemerintah Kota Malang bekerja sama dengan TNI untuk melaksanakan program ketahanan pangan. Sejumlah lahan aset Pemerintah Kota Malang yang tak produktif dimanfaatkan untuk menanam aneka tanaman pangan. Menurut Anton, program itu sangat efektif, terutama saat harga beras mahal seperti sekarang. Selama empat tahun, luas lahan pertanian menyusut 250 hektare.
Lahan pertanian juga menjadi upaya untuk mempertahankan ruang terbuka hijau. Selain itu, Dinas Pertanian mendorong adanya pertanian di kawasan perkotaan. Konsepnya, setiap rumah ditanami aneka jenis tanaman produktif. Selain sebagai penghijauan, itu untuk menambah lahan pertanian.
EKO WIDIANTO
http://www.tempo.co/read/news/2015/03/06/090647654/Jual-Produk-Organik-Pemkot-Malang-Dirikan-Pasar-Tani