- Agustus 2, 2017
- Posted by: Divisi Media
- Category: Berita Umum
Tidak ada komentar

Nurhaniah Retno Eka yang biasa disapa Nia berinisiatif untuk magang di sebuah perusahaan pertanian organik bernama CV Tani Organik Merapi (TOM) yang berlokasi di Yogyakarta selama 10 hari. Hal ini dilakukannya untuk meningkatkan kapasitas dan ketrampilan demi menunjang kegiatan Nia selama bergabung di Aliansi Organis Indonesia. Selama magang, dia menjelajahi desa di bawah lereng Merapi mulai dari off farm hingga on farm. TOM berdiri tanggal 1 September 2008 dengan visi membangun usaha tani berbasis teknologi organik dengan menyediakan produk tanaman pangan sehat untuk kemandirian bangsa dan kelestarian alam semesta. Sedangkan misi TOM adalah menjalankan dan mengembangkan usaha agribisnis secara organik, 2) Memasyarakatkan usaha agribisnis dan perdagangan umum; dan 3) Menyebarkan wawasan pertanian organik yang berkelanjutan secara utuh dan menyeluruh.Tani Organik Merapi lahir atas niat dan harapan atas konsisi alam umumnya kondisi tanah dan pertanian pada khususnya. TOM juga bertekad untuk mendukung penyelamatan lahan pertanian dengan bijak dan berkelanjutan. Saat ini TOM aktif dalam pengembangan pertanian organik berkelanjutan secara langsung. Sebelumnya TOM menggunakan skema PAMOR untuk menjamin keorganikan produknya, namun sekarang setelah dirasa TOM mampu meningkatkan skema penjaminan produknya dengan sertifikasi pihak ketiga yang diperoleh. Akhirnya TOM endapatkan sertifikat organik dari Lembaga Sertifikasi Pertanian Organik SNI : 6729-2013 No. 027/LSPO-007-IDN/1412/2016. Usaha yang dijalankan oleh TOM adalah agrobisnis dan agrowisata organik, perdagangan umum, dan jasa konsultan pertanian organik. Segmentasi pasar adalah pasar modern, konsumen langsung, dan rumah makan. Pasar TOM ada dua yaitu B2B dan B2C yang berada di seluruh gerai superindo di Jogjakarta dan sekitarnya.Strategi pengembangan pasar yang diterapkan oleh TOM antara lain: 1) Mengikuti pameran pertanian, 2) Melakukan promosi via media sosial, blog, dan website, 3) Menjaga kualitas produk, 4) Kerjasama dengan pihak bisnis seperti supermarket, rumah makan, dan konsumen langsung, 5) Penambahan toko dengan sistem penjualan titip jual, 6) Kemasan yang menarik, 7) Adanya pengawasan produk. Manajemen budidaya yang diterapkan oleh TOM antara lain: 1) Kerjasama dengan kelompok tani atau petani lokal tahun 2017 ada 19 petani, 2) Memiliki Standar Prosedur Organik, 3) Pertemuan tiga bulanan, 4) Melakukan sertifikasi organik, 5) Pengecekan lapangan (inspeksi), 6) Mengoptimalkan penanaman, 7) TOM melakukan budidaya sayur organik. Manajemen proses pascapanen dan handling antara lain: 1) Penimbangan sayuran per petani, 2) Penimbangan setelah rompesan, 3) Menyiapkan sayuran sesuai order, 4) Menggunakan kemasan ramah lingkungan, 5) Pengiriman barang disertai PO (Purchase Order) mulai jam 04.00 sampai selesai, 6) Pengecekan sayur mulai jam 07.00 sampai selesai, 7) Mendokumentasikan fraktur (nota transaksi). Produk-produk TOM menggunakan sistem traceability untuk menjaga kepercayaan produk dari petani. Hal ini berguna dalam komplain dari konsumen sehingga bisa dilacak dari kode tiap petani. Petani yang kedapatan produk-produknya ditolak, maka akan dibina kembali. Kerugian produk bisa ditanggung oleh perusahaan dan petani, tetapi sebagian besar ditanggung oleh perusahaan. Jadi jangan khawatir jika membeli produk dari TOM, karena TOM menggunakan standar pertanian organik secara utuh.Penerapan strategi kemitraan dengan petani antara lain: 1) Sosialisasi pertanian organik, 2) Memilih petani mitra, 3) Adanya kontrak kerjasama, 4) Melakukan pelatihan organik, 5) Melakukan pertemuan 3 bulanan, 6) Inspeksi/pengecekan lapang, 7) Menentukan harga beli ke petani berdasarkan analisis usaha dan kesepakatan dengan petani, 8) Membantu petani mitra dalam pengadaan benih, sarana, dan teknologi pertanian, 9) Menjamin pasar. Strategi kemitraan dengan lembaga lain terutama lembaga pembiayaan dan partner bisnis antara lain: 1) Manajemen komplain, 2) Mengisi formulir evaluasi dari lembaga bisnis, 3) Menjalankan 2 sistem penjualan (langsung dan konsinasi), 4) Pemenuhan order, 5) TOM menentukan harga jual ke lembaga bisnis, 6) Talkshow organik dengan pihak supermarket, 7) Pendidikan kepada konsumen tentang pertanian organik melalui sales TOM, 8) Promosi dengan memberikan diskon. Atas dasar ide cemerlang Untung Wijanarko dan Sugiarto yang merupakan pendiri CV TOM, maka TOM mampu berdiri dan membantu perekonomian masyarakat lereng Merapi dengan agribisnis organik berkelanjutan. TOM juga membuka kesempatan bagi para pecinta organik atau yang mau belajar organik untuk mengikuti program magang, praktek kerja lapang, kunjungan lapang, dan outbond. (DYH)