- Desember 10, 2022
- Posted by: Media Aoi
- Categories: Artikel, Berita Umum, Konsultasi & Pelatihan
Produk organik kian diminati masyarakat Indonesia terutama sejak pandemi Covid-19 melanda. Lonjakan permintaan dirasakan sejumlah petani dan produsen organik dari konsumen. Kenaikan paling terasa adalah pada produk organik segar seperti sayuran, buah-buahan, beras hingga produk olahan dan rempah-rempah yang dipercaya mampu meningkatkan daya tahan tubuh. Kenaikan ini memang disertai kesadaran masyarakat akan pentingnya mengonsumsi produk sehat dan aman untuk menjaga kekebalan tubuh.
Bertambahnya minat masyarakat mengonsumsi produk organik menjadi peluang bagi para petani dan produsen organik untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas produk organiknya. Petani dan produsen organik skala kecil menengah (UMKM) dapat memanfaatkan momentum ini dengan melakukan gebrakan pada produknya agar dapat bersaing pada pasar organik yang lebih luas di skala lokal maupun nasional.
Peluang ini jugalah yang mendorong AOI untuk menyelenggarakan pelatihan branding dan packaging kepada anggota AOI khususnya petani dan produsen skala kecil dan menengah. Materi ini diperlukan untuk mendorong dan meningkatkan anggota melakukan evaluasi dan inovasi untuk branding dan packaging produk organik yang mereka pasarkan. Mengambil tempat di Solo, Jawa Tengah, pelatihan ini diikuti oleh 11 orang produsen organik selama 2 hari pada 8-9 Desember 2022.
“Pemilihan desain kemasan produk organik disarankan terdiri dari 3 komposisi warna saja. Tujuannya untuk menarik perhatian dan memudahkan konsumen dalam mengenali produk kita,” terang Dr. Sekar Wulan P dan Artha Sejati Ananda, Phd yang merupakan narasumber pelatihan ini. Kedua narasumber ini merupakan dosen di Binus University.
Selama dua hari, narasumber memberikan materi dan latihan kepada peserta tentang langkah-langkah membranding produk. Narasumber juga secara interaktif memberikan ulasan kemasan produk yang dibawa oleh masing-masing peserta sekaligus juga memberikan saran untuk melakukan inovasi kemasan.
Materi tentang strategi mengembangkan pasar produk organik juga diberikan dengan mengulas banyak tentang pengenalan profil konsumen dan cara memanfaatkan platform digital untuk menjangkau lebih banyak konsumen. Peserta diajak berlatih mengambil foto yang baik dan menarik dan menonjolkan keunggulan produk organik mereka dan menuangkannya dengan bercerita atau storytelling melalui caption sebelum diunggah melalui media sosial.
Sejatinya setiap produk organik memiliki nilai produk dan keunggulan yang tidak hanya menjawab kebutuhan konsumen tapi juga memiliki makna berarti dari segi produsen atau petani. Hal inilah yang harus dikembangkan dan dikemas secara konsisten dalam branding dan packaging.
Setelah pelatihan ini berakhir, para peserta yang merupakan petani dan produsen UMKM berencana untuk melakukan evaluasi bersama tim internal mereka dan melakukan upaya perbaikan kemasan dan akan menerapkan langkah-langkah branding dengan mengenali lebih banyak keunggulan produk organik mereka dan potensi konsumen di pasar yang lebih luas.