Minggu, 7 Juni 2015 00:05
Tribun Bali/I Putu Darmendra
Perpisahan Sekolah Suta Dhrama Gianyar, Bali.
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Goes Organic, begitu tema acara yang diusung Suta Dharma School. Sekolah yang beralamat di Jalan Jero Gadung, Kutuh Kelod Ubud, Gianyar, Bali, ini sejak dulu getol menanamkan konsep keseimbangan yang dikenal dengan istilah Tri Hita Karana.
Dalam acara pagelaran seni dan perpisahan kemarin keseriusan tampak lebih terasa. Tidak hanya guru dan murid, orangtua juga begitu antusias. Terlebih sejumlah komunitas organik pun ikut meramaikan.
“Ini acara perpisahan yang biasa kita gelar setiap tahun. Tapi hari ini menjadi tidak biasa karena kami mengusung konsep Suta DharmaGoes Organic. Kami bekerjasama dengan banyak elemen untuk mewujudkan lingkungan yang asri,” kata Kepala Sekolah Play Gruop dan Taman Kanak-kanak (PG/TK) Suta Dharma School, Gusti Ayu Andiwikasih, Sabtu (6/6).
Untuk menjadikan sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Tri Hita Karana ini menjadi sekolah yang secara nyata mengusung konsep organik, berbagai aspek penunjang pun dipersiapkan.
Sejak dini, murid tidak hanya diberikan materi tentang apa itu organik secara teori, melainkan turun langsung menyaksikan di halaman sekolah maupun di lingkungan sekitar.
“Kami kenalkan sejak dini makanan sehat seperti apa. Agar anak mau makan sayur dan buah, tidak hanya makanan cepat saji. Kami juga akan menyediakan kantin organik. Dukungan banyak sekali yang mengalir,” ujarnya.
Kampanye organik rupanya tidak hanya dilakukan di Suta Dharma School. Pihaknya juga turut mengundang sekolah lain agar memiliki prinsip yang sama. Namun, saat ini responnya masih kecil. Gusti Ayu menegaskan, generasi muda yang sehat yang terlepas dari olahan zat kimia menjadi harapan untuk masa depan yang lebih baik.
“Mari kita kampanyekan makanan berbahan organik agar kehidupan lebih sehat. Saya yakin kalau semuanya kompak, maka semangat ini tersebar dan bisa direalisasikan bersama-sama,” tuturnya.
Ketua Yayasan Tri Hita Karana, Tjokorda Raka Kerthyasa atau yang akrab disapa Cok Ibah mengatakan, acara perpisahan kali ini memang berbeda. Beberapa stand dan lapak hasil pertanian maupun kerajinan lokal dipamerkan.
Ini secara tidak langsung bisa mengenalkan produk-produk tersebut kepada siswa didik. Benar adanya, para siswa memang tampak begitu antusias mengunjungi lapak-lapak tersebut.
“Ini satu cara agar anak-anak mengenal produk lokal tentunya yang organik yang ramah lingkungan,” ucapnya.
Dalam acara kemarin, berbagai hiburan disajikan. Sejumlah anak-anak berlenggak-lenggok di panggung layaknya model profesional. TarianBali juga dipentaskan.
Mereka yang masih tampak lugu kerap kali memancing gelak tawa pengunjung. Di pengujung acara, musisi yang mahir memainkan alat musik jenis tiup, Gus Teja mampu membius siswa, orangtua, guru dan pengunjung lainnya. (*)
______________________________________________________________
http://bali.tribunnews.com/2015/06/07/perpisahan-suta-dharma-school-bertema-goes-organic