Aloysius – Staff Konsorsium AOI, Kalimantan Barat
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUASHULU – Nanga Yen merupakan salah satu desa di Kabupaten Kapuas Hulu yang memiliki potensi pertanian. Pertanian yang sedang berjalan adalah pertanian dengan sistem budidaya secara organik.
Pertanian secara organik umumnya menggunakan bahan-bahan alami yang ada di sekitar alam untuk pembudidayaan sehingga interaksi antara alam sekitar, manusia, dan tanaman dapat hidup selaras dengan alam.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis sejumlah lokasi yang memiliki titik api kebakaran hutan dan lahan. Sebaran titik api terbanyak terdapat di Provinsi Kalimantan Barat. Hal ini mengindikasikan bahwa masih banyak praktik-praktik pembukaan areal di Kalimantan Barat dengan menggunakan cara membakar untuk areal persawahan.
Sutriyono, selaku Petani Penyuluh Swadaya Banyumas Organik menuturkan ”Saat terjadi pembakaran lahan hutan, maka akan muncul banyak arang. Arang yang sebenarnya mengikat unsur hara yang ada dalam tanah namun praktik semacam ini dapat menciptakan pencemaran udara, dan rusaknya ikatan partikel tanah serta matinya mahluk mahluk mikroskopis yang berfungsi sebagi pengurai tanah”.
Tanggal 30 Juli 2016 sekitar pukul 12.15 WIB, Pelaksana proyek Millenium Challenge Account Indonesia yang difasilitasi oleh Konsorsium AOI bersama Perwakilan Millennium Challenge Corporation (MCC) Eric Streed-Millenium Challenge Acount Indonesia (MCAI) National Relationship dengan Manager Novel Abdul Ghofur, dan General Project Manager Rony Christianto dari KEHATI tiba di Desa Nanga Yen. Mereka di sambut dengan kearifan lokal masyarakat Tepung Tawar dan tarian Jepin.
Kegiatan ini merupakan monitoring dan peninjaunan terkait proyek yang dikerjakan di lapangan berupa Fasilitasi Hutan Desa, Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu Buah Tengkawang, dan Pertanian Berkelanjutan secara Organik yang bertujuan untuk melihat secara langsung perkembangan kegiatan yang telah terealisasi melalui wawancara kepada penerima manfaat secara langsung adalah masyarakat Desa Nanga Yen yang diorganisir oleh Koperasi Unyap Bina Usaha.
Wawancara yang dilakukan untuk mencari tahu sudah sejauh mana masyarakat penerima manfaat dapat menerapkan dan menggembangkan ilmu-ilmu yang telah diberikan melalui pendampingan yang tujuannya adalah bisa mengubah pola pikir masyarakat secara perlahan dalam mengelola areal pertanian dengan memanfaatkan sumber daya alam sekitar sebagai sumber pupuk, sumber pembuat pestisida alami dan mengembalikan kondisi tanah yang semuanya dengan cara yang organik sehingga pembukaan areal dengan cara membakar perlahan lahan dapat dihilangkan sehingga dapat mengurangi angka degradasi hutan dan deforestrasi.
Setelah Eric Streed (Amerika Serikat) memanen padi organik dia menerangkan ,“Saya sangat mengapresiasi pekerjaan teman-teman di lapangan. Saya berharap manfaat dari proyek ini dapat menyebar ke tempat-tempat lain dengan harapan semua petani dapat menerapkan pertanian organik yang sehat dan tidak mencemari lingkungan, terutama dapat menggurangi pembukaan areal pertanian dengan cara membakar, sehingga dapat menjadi salah satu opsi dalam menggurangi dampak pemanasan global.
Pertanian secara organik yang di Inisiasi Konsorsium AOI merupakan salah satu bentuk persembahan kepada alam melalui praktik-praktik budidaya tanaman mulai dari penyemaian, pemupukan, perawatan sampai pemanenan secara organik dengan tetap menjaga keselarasan dengan alam sekitar. Praktik semacam ini tentunya diharapkan dapat merubah pola pikir petani-petani yang tadinya konsumtif terhadap produk kimia dan beralih ke bahan alami yang melimpah di kehidupan sehari-hari sehingga masyarakat tidak lagi melakukan pembakaran di areal pertanian.
______________________________________________________________
Sumber: http://pontianak.tribunnews.com/2017/08/02/pertanian-organik-jadi-opsi-tekan-angka-kebakaran-hutan-dan-lahan. Rabu, 2 Agustus 2017 12:56