Program Organic Youth Movement: Gerakan Kolaboratif untuk Mendorong Generasi Muda menjadi Petani Masa Depan


MEDAN, 28 Februari 2024 – Indonesia sangat rentan menghadapi permasalahan ketahanan pangan. Hal ini kian dipicu dengan kondisi perubahan iklim global yang semakin ekstrim berdampak pada negara-negara agraris seperti Indonesia. Salah satu dampak yang paling terasa saat ini adalah ketersediaan beras yang berkurang diiringi kenaikan harga beras yang melonjak.
Di tengah kondisi tersebut, Indonesia sedang menghadapi tantangan regenerasi petani. Hasil Sensus Pertanian 2023 dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa petani di Indonesia saat ini mayoritas berusia 55 tahun. Dalam kurun satu dekade ke depan, Indonesia akan menghadapi krisis petani ekstrim bila tidak ada upaya bersama mendorong regenerasi petani muda.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Aliansi Organis Indonesia, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan, dan BITRA Indonesia berkolaborasi melaksanakan Diskusi Grup Terfokus atau Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Petani Organik Muda sebagai Pilar Utama Ketahanan Pangan dan Perubahan Iklim”. Diskusi ini terlaksana secara hybrid di Polbangtan Medan dan dihadiri sebanyak 50 orang peserta di lokasi dan 130 peserta yang bergabung dalam jaringan atau online.
FGD bertujuan untuk menghimpun beragam perspektif dan menghasilkan narasi yang lebih lengkap tentang upaya mendorong generasi muda terlibat dalam seluruh spektrum pertanian organik sebagai pilar utama mewujudkan ketahanan pangan dengan berbasis perubahan iklim.
“Pandemi Covid-19, perang Rusia dengan Ukraina, dan perubahan iklim yang sangat terasa dampaknya adalah sebagian dari tantangan global yang sedang kita hadapi dan rasakan dampaknya pada ketahanan pangan kita, dan untuk itu kita perlu mempersiapkan generasi muda dalam pertanian organik,” terang Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Medan, Ir. Yuliana Kasrini, M.Si dalam pembukaan acara.
Dalam diskusi ini, hadir dua narasumber utama antara lain Pius Mulyono selaku Direktur Aliansi Organis Indonesia dan Ir.Lusyantini,MM sebagai Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara.
Direktur Aliansi Organis Indonesia, Pius Mulyono menjelaskan tentang peran generasi muda mewujudkan kedaulatan pangan dan bukan hanya berfokus di ketahanan pangan. Upaya-upaya yang dilakukan AOI untuk mendorong regenerasi petani organik muda melalui Program Organic Youth Movement (OYM). “Program OYM yang diluncurkan AOI merupakan salah satu bentuk kepedulian untuk menggerakkan generasi muda menjadi petani muda yang lebih sadar akan pertanian organik dan berkelanjutan,” terangnya.
Di sisi lain, Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara, menegaskan peran pemerintah provinsi dalam mendukung pengembangan pertanian organik di Sumatera Utara. Ia memaparkan ketahanan pangan di Sumatera Utara cukup rentan karena tidak setiap kabupaten mampu untuk swasembada pangan sendiri. “Permasalahan utama saat ini adalah luas lahan pertanian kita semakin tergerus dan ancaman iklim juga memperparah situasi,” tuturnya dalam sesi diskusi. Meski demikian, ia optimis dengan generasi dapat melanjutkan pertanian organik melalui pengembangan potensi desa.
Beragam perspektif muncul dalam diskusi karena para peserta yang hadir sebagian besar adalah perwakilan NGO yang merupakan anggota dan jaringan AOI di Sumatera Utara, para pegiat yang bekerja di sektor pertanian organik seperti Louis Dreyfus Company (LDC), dan juga para akademisi dari fakultas pertanian universitas yang ada di Medan seperti Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), dan Universitas Nommensen dimana permasalahan ketimpangan kepemilikan lahan juga menjadi faktor yang membuat petani tidak tertarik menekuni dunia pertanian. Dalam sesi diskusi, Direktur BITRA Indonesia, Rusdiana, juga memberikan dukungan untuk program OYM yang selaras dengan program kerja BITRA dalam mendorong kemajuan pertanian organik di Sumatera Utara.
Moderator yang merupakan akademisi dari Fakultas Pertanian USU yaitu Ir.Yusak Maryunianta, M.Si merangkum hasil diskusi, “Kiat Mendorong Generasi Muda menjadi Pilar Utama Mewujudkan Ketahanan Pangan dan Perubahan Iklim adalah antara lain dengan mendorong pemuda membangun desa, mengembangkan kapasitas pertanian pemuda, mendorong pengembangan pasar, diversifikasi dan hilirasasi produk organik, pendampingan dan sertifikasi. Semuanya bis akita dorong melalui pengembangan program Organic Youth Movement ini.”
Forum ini ditutup dengan penandatanganan perjanjian Kerjasama antara AOI dan Polbangtan Medan dan BITRA Indonesia yang memiliki visi dan misi searah untuk mewujudkan regenerasi petani muda yang memiliki pengetahuan berbasis iklim untuk masa depan kedaulatan pangan Indonesia.


Tentang Program Organic Youth Movement (OYM)
Program OYM merupakan program yang diinisiasi oleh AOI untuk menginspirasi dan memberdayakan generasi muda untuk terlibat dalam seluruh spektrum pertanian organik dan perubahan iklim sebagai ujung tombak kedaulatan pangan di Indonesia dan dunia. AOI akan melaksanakan rangkaian kegiatan pengembangan kapasitas bagi kaum muda yang tertarik menjadi petani organik, produsen olahan produk organik, dan peran lain dalam sektor pertanian organik. Pengembangan kapasitas tersebut antara lain melalui berbagai pelatihan, pembekalan, mentor, magang, dukungan peralatan, dan forum aktif yang dapat mendorong kaum muda menjadi petani masa depan.